sayangnya dengan sifat dan budaya negeri kita yang agraris, justru malah membuat kita tertinggal dari negara lain.
kenapa seperti itu, saya mengutip dari pembicaraan di tv, bahwa sejak dahulu kita memiliki sifat yang kurang baik sebagai orang agraris, dimana orang bertani, bekerja di ladang dengan bercocok tanam lalu setelah itu menunngu panen dengan jangka waktu yang cukup lama mis 3 bulan.
rentang waktu tersebut membuat para petani hanya menunggu panen, meskipun dalam menunggu terkadang mereka memberi pupuk ataupun kegiatan lainnya namun pekerjaan itu tidak memakan waktu yang lama.
pada saat itu petani tidak menghasilkan uang, untuk makan mereka terkadang mencari di kebun sendiri tidak membelinya.
petani akan mendapatkan uang yg banyak, jika hasil panen sudah dapat di jual, itupun jika tidak gagal panen atau tidak panen raya yang menyebabkan harga panen menurun.
uang yang telah didapat selama bertani ini terkadang tidak di kelola dengan baik, sehingga terkadang uang sudah habis sebelum panen selanjutnya bisa dijual.
namun kondisi ini tetap membuat mereka nyaman dikarenakan memiliki kebun sendiri yang bisa diambil untuk kebutuhan sehari-hari. inilah yg membuat banyak petani zaman dulu tidak berkembang.
apa yang bisa diambil dari cerita diatas, bahwa kita selama ini memiliki mental lemah terlalu banyak menunggu dan beristirahat. jika dahulu kala kita bisa memanfaatkan alam kita yang berlimpah sambil menunggu, namun sekarang itu tidak bisa dilakukan lagi, apalagi seperti dikota jakarta.
sudah saatnya budaya seperti ini dihilangkan, ingin lebih banyak mendapatkan hari libur dibanding dengan bekerja. kita harus lebih banyak bergerak dan membuat inovasi serta berhenti mengeluh tentang apa yang terjadi pada diri kita.
jangan biarkan keadaan yang membuat diri kita nyaman membuat kita berhenti berkarya.